Ada sebuah kalimat fantastis yang
pernah diucapkan Helen Kehler:
"It would be a blessing if each person could be blind and deaf for a few days during his grown-up live. It would make them see and appreciate their ability to experience the joy of sound".
"It would be a blessing if each person could be blind and deaf for a few days during his grown-up live. It would make them see and appreciate their ability to experience the joy of sound".
Intinya,
menurut dia merupakan sebuah anugrah bila setiap org yang sudah menginjak
dewasa itu mengalami buta dan tuli beberapa hari saja. Dengan demikian, setiap
orang akan lebih menghargai hidupnya, paling tidak saat mendengar suara!
Sekarang, coba sobat bayangkan sejenak... Sobat menjadi seorang yang buta dan
tuli selama dua atau tiga hari saja! Tutup mata dan telinga selama rentang
waktu tersebut. Jangan biarkan diri sobat melihat atau mendengar apapun. Selama
beberapa hari itu sobat tidak bisa melihat indahnya dunia, sobat tidak bisa
melihat terangnya matahari, birunya langit, dan bahkan sobat tidak bisa
menikmati musik/radio dan acara tv kesayangan!
Bagaimana
sobat? Apakah beberapa hari cukup berat? Bagaimana kalau dikurangi dua atau
tiga jam saja? Saya yakin hal ini akan mengingatkan siapa saja, bahwa betapa
sering kita terlupa untuk bersyukur atas apa yang kita miliki. Kesempurnaan
yang ada dalam diri kita! Seringkali yang terjadi dalam hidup kita adalah
keluhan demi keluhan.... Hingga tidak pernah menghargai apa yang sudah kita
miliki. Padahal bisa jadi, apa yang kita miliki merupakan kemewahan yang tidak
pernah bisa dinikmati oleh orang lain. Ya! Kemewahan utk orang lain! Coba
sobat renungkan, bagaimana orang yang tidak memiliki kaki? Maka berjalan adalah
sebuah kemewahan yang luar biasa baginya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar