Halaman

Jumat, 22 Februari 2013

Mengupas Film SUNAN KALIJAGA

Film sunan kalijaga yang diperankan oleh dedi mizwar? film ini pertama kali diputar pada tahun 1984 dan sampai sekarang banyak sekali misteri yang tersembunyi di balik film tersebut. Saya di sini tidak akan menceritakan satu persatu detail filmnya dari awal, namun akan saya ambil bagian-bagian yang saya fikir merupakan inti dari cerita sunan kalijaga.

1. Ketika Sunan kalijaga mendapat sebuah petunjuk untuk mencari sebuah tongkat sebagai petunjuk jalan, dan emas pada tangkainya yang selalu tergenggam. Kalau dihubungkan dengan ilmu islam, tongkat adalah lambang dari petunjuk arah, pemantap langkah dalam menempuh laku perjalanan, atau dengan kata lain tongkat adalah lambang dari ketauhidan, sedangkan emas yang selalu tergenggam adalah perlambangan dari keimanan, hanya dengan keimanan baru kita dapat beribadah. Namun bukan berarti setiap orang harus memiliki tongkat seperti yang ada di film tersebut, ambil hakekatnya saja.

2. Ketika sunan kalijaga mengejar sunan bonang di padang pasir, kemudian ia terkena pusaran tanah dan tersedot hingga ke dasar yang ternyata di dasarnya ada sebuah sumber mata air. Untuk para pencari ilmu abadi pasti tau bahkan sebagian mungkin ada yang pernah mengalami secara ruhani. Ini merupakan tahap awal penyucian raga. Sebenarnya di dalam mata air itu tidak sampai terombang-ambing seperti itu, airnya tenang dan sangat jernih, bahkan dasarnya dapat terlihat.

3. Sunan kalijaga meminta wejangan ilmu yang disebut “Titik Ba’”, Mengapa disebut titik ba’, coba kita lihat kalimat “Bismillahirrahmaanirrahiim” perlu sebuah titik pada huruf ba’ sehingga kalimat itu dapat hidup, pada kata “Bis” yang berarti “dengan” kalau diartikan selalu gandeng dengan Gusti, barulah Rahman, Rahimnya mengalir. Sebetulnya inti dari film ini ada di bagian ini, Titik Ba’, Ba’ adalah ilmu yang abadi, Ba kalau dilanjutkan Baqa’ yang artinya kekal, sedangkan yang kekal hanya satu. Jadi ilmu itu sangat luar biasa.

4. Malaikat, Jin, Setan duduknya ada di dalam Qalb, manusia memang memiliki unsur-unsur tersebut, sifat-sifat tersebut harus dipupus, ditundukkan, di dalam film sunan kalijaga diperintahkan untuk mengubur diri hidup-hidup, tapi menurut saya, tidak perlu sampai melakukan kubur diri, yang diperlukan hanyalah, menjadikan sifat-sifat itu seolah-olah mati, sehingga hanya nur yang mengatur hidup ini, tidak perlu dimatikan, karena dalam ajaran agama dilarang membunuh hanya menundukkan. Setelah seorang hamba senantiasa dikuasai cahaya di setiap menjalani hidupnya, barulah Titik itu diberikan. Diletakkan di dalam anfus, yang letaknya kira-kira tiga jari di bawah dada kiri. Cahaya setitik yang gemerlapan seperti bintang di langit.

Sumber: TITIK TERANG _ find the true way toward the future.htm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar