1.
Ketika Sunan kalijaga mendapat sebuah petunjuk untuk mencari sebuah tongkat
sebagai petunjuk jalan, dan emas pada tangkainya yang selalu tergenggam. Kalau
dihubungkan dengan ilmu islam, tongkat adalah lambang dari petunjuk arah,
pemantap langkah dalam menempuh laku perjalanan, atau dengan kata lain tongkat
adalah lambang dari ketauhidan, sedangkan emas yang selalu tergenggam adalah
perlambangan dari keimanan, hanya dengan keimanan baru kita dapat beribadah.
Namun bukan berarti setiap orang harus memiliki tongkat seperti yang ada di
film tersebut, ambil hakekatnya saja.
2.
Ketika sunan kalijaga mengejar sunan bonang di padang pasir, kemudian ia
terkena pusaran tanah dan tersedot hingga ke dasar yang ternyata di dasarnya
ada sebuah sumber mata air. Untuk para pencari ilmu abadi pasti tau bahkan
sebagian mungkin ada yang pernah mengalami secara ruhani. Ini merupakan tahap
awal penyucian raga. Sebenarnya di dalam mata air itu tidak sampai terombang-ambing
seperti itu, airnya tenang dan sangat jernih, bahkan dasarnya dapat terlihat.
3.
Sunan kalijaga meminta wejangan ilmu yang disebut “Titik Ba’”, Mengapa disebut
titik ba’, coba kita lihat kalimat “Bismillahirrahmaanirrahiim” perlu sebuah
titik pada huruf ba’ sehingga kalimat itu dapat hidup, pada kata “Bis” yang
berarti “dengan” kalau diartikan selalu gandeng dengan Gusti, barulah Rahman,
Rahimnya mengalir. Sebetulnya inti dari film ini ada di bagian ini, Titik Ba’,
Ba’ adalah ilmu yang abadi, Ba kalau dilanjutkan Baqa’ yang artinya kekal,
sedangkan yang kekal hanya satu. Jadi ilmu itu sangat luar biasa.
4.
Malaikat, Jin, Setan duduknya ada di dalam Qalb, manusia memang memiliki
unsur-unsur tersebut, sifat-sifat tersebut harus dipupus, ditundukkan, di dalam
film sunan kalijaga diperintahkan untuk mengubur diri hidup-hidup, tapi menurut
saya, tidak perlu sampai melakukan kubur diri, yang diperlukan hanyalah,
menjadikan sifat-sifat itu seolah-olah mati, sehingga hanya nur yang mengatur
hidup ini, tidak perlu dimatikan, karena dalam ajaran agama dilarang membunuh
hanya menundukkan. Setelah seorang hamba senantiasa dikuasai cahaya di setiap
menjalani hidupnya, barulah Titik itu diberikan. Diletakkan di dalam anfus,
yang letaknya kira-kira tiga jari di bawah dada kiri. Cahaya setitik yang
gemerlapan seperti bintang di langit.
Sumber: TITIK TERANG _
find the true way toward the future.htm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar