Halaman

Rabu, 30 Oktober 2013

Mata Minus Bisa Sebabkan Mata Malas

MATA adalah salah satu organ paling penting. Tanpa organ ini, banyak hal tidak beres. Masalahnya, organ ini seringkali tidak dirawat dengan baik. Salah satu masalah yang bisa muncul karena tak adanya perawatan dan pemeriksaan yang rutin terhadap mata adalah mata malas. Apalagi kalau mata sudah minus. Mata minus bisa memicu terjadinya mata malas.

Amblyopia pada umumnya dikenal sebagai mata malas. Tapi jangan kacaukan terminus ini dengan mata juling. Amblyopia adalah penglihatan buruk pada satu atau kedua mata yang disebabkan oleh perkembangan penglihatan. Menurut dr Gusti G Suardana, pada anak usia empat tahun, perkembangan bagian otak yang memperoses penglihatan hampir lengkap. Bila otak tidak menerima bayangan yang jernih dari mata yang lemah daya lihatnya, maka sulit meningkatkan kemampuan melihat setelah perkembangan otak selesai.

Faktor Penyebab dan Gejala

Pada anak yang berusia antara 2,5 - 5 tahun atau pada masa prasekolah, screening mata perlu dilakukan untuk mendeteksi apakah seorang anak menderita gangguan tajam penglihatan atau tidak. Apabila ditemukan gangguan refraksi dan tidak diatasi sejak dini, anak itu akan menderita "mata malas" ketika beranjak dewasa. 

"Ketika akan memasuki masa remaja atau pada usia 10 tahun, screening mata perlu dilakukan. Dan pada usia dewasa, pemeriksaan secara rutin dilakukan setiap 5 tahun sekali," jelas dr Gusti.

Tidak hanya itu, kelainan refraksi seperti hiperopia, myopia dan astigmatisma juga dapat menyebabkan terjadinya mata malas. Perbedaan besar kekuatan refraksi antara cahaya ke dalam mata (kelopak mata jatuh, katarak atau sebab lain) juga merupakan salah satu penyebab terjadinya mata malas. Bersamaan dengan itu, sebagian orang lain akan mengalami berbagai penyakit seperti darah tinggi, diabetes, dan beberapa penyakit lain yang punya efek yang besar terhadap kesehatan mata, antara lain, menyebabkan terjadinya gangguan glaucoma dan ablasio retina.

Kejulingan juga menjadi faktor penting terjadinya mata malas. Kejulingan menyebabkan fraksi penglihatan berubah dan cahaya tidak fokus pada flovea, yaitu titik pada retina. Dan pada akhirnya bisa juga menyebabkan amblyopia. Mata malas merupakan gangguan utama seorang anak untuk melihat imaji yang kabur, juling atau keabnormalan pada tisu mata. Gejala mata malas ini berlaku pada sebelah mata atau kedua-duanya.

Penyebab lain mata malas atau amplyopia adalah faktor abliogenetik, yang bisa berupa anmisofia. Kalau hal ini terjadi sejak kecil, akan terdapat perbedaan ukuran mata. 

"Pada balita usia 1 tahun, misalnya. Mata kanan minus 1 dan mata kiri minus 7. Perbedaan yang sangat jauh. Dan inilah yang membuat mata malas terjadi dan minusnya semakin membesar. Begitu pula jika kedua mata sama-sama terkena silinder 4. Pada prinsipnya, kalau mata silinder lebih dari 1 atau 1,5 atau bahkan lebih dari itu, akan terjadi mata malas," terang dr Gusti lagi.

Untuk anak-anak, pemeriksaan pertama terhadap kesehatan mata harus dilakukan ketika anak berumur empat tahun atau ketika mulai memasuki sekolah. Ujian menyeluruh terhadap mata perlu dilakukan untuk menilai tahap kesehatan mata dan bukan sekadar menguji tahap kerabunan saja. Pemeriksaan otot-otot mata normal tergantung pada fungsi dan kesehatan 12 buah otot bola mata. Ada 6 otot pada setiap mata yang, apabila terdapat gangguan dari salah satu atau beberapa otot mata, dapat menimbulkan gangguan pergerakan bola mata sehingga koordinasi kedua mata tidak terjadi.

Pemeriksaan dilakukan dengan memeriksa koordinasi kedua mata pada saat melihat delapan arah. Sementara pada usia 36 tahun ke atas, dilakukan pemeriksaan tekanan bola mata karena pada usia ini tekanan bola mata tinggi bersamaan dengan munculnya penyakit hipertensi. Pengukuran bola mata menggunakan tonometer schiotz, tonometer aplasi, dan tonometri non kontak.

"Pemeriksaan ini untuk melihat secara keseluruhan apakah terdapat gangguan pada kornea, iris, lensa dan korpus fitreum. Sementara pemeriksaan retina mata dan bagian belakang mata melalui pupil dengan alat yang disebut oftaloskop," sambung dr Gusti.
(Genie/Genie/tty)

Sumber: lifestyle.okezone.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar