Halaman

Senin, 25 Februari 2013

( Renungan ) Karena Kamu Adalah Tulang Rusuk'ku

Dada ini longar bila tanpa penyangga, dada ini akan terasa terhimpit bila tulang yang ada tak mampu mempu menopang desah nafas. Itulah tulang rusuk, tulang rusuk suami ada pada istri dan istri sebagai penopang kehidupan suami.
Tak lantas beramarah bila rusuk itu kemudian susah untuk diluruskan, dan tak harus jenggah bila suami tak jua segera meluruskan. Yang dibutuhkan adalah pengertian, kesabaran dan saling memberi waktu untuk mengerti. Itulah hakikat cinta sejati pasangan suami-istri.

Karena Kamu Tulang Rusukku
Sebuah senja yang sempurna, sepotong donat, dan lagu cinta yang lembut. Adakah yang lebih indah dari itu, bagi sepasang manusia yang memadu kasih? Raka dan Dara duduk di punggung senja itu, berpotong percakapan lewat, beratus tawa timpas, lalu Dara pun memulai meminta kepastian. ya, tentang cinta.

Dara : Siapa yang paling kamu cintai di dunia ini?
Raka : Kamu dong?
Dara : Menurut kamu, aku ini siapa?
Raka : (Berpikir sejenak, lalu menatap Dara dengan pasti) Kamu tulang rusukku! Ada tertulis, Tuhan melihat bahwa Adam kesepian. Saat Adam tidur, Tuhan mengambil rusuk dari Adam dan menciptakan Hawa. Semua pria mencari tulang rusuknya yang hilang dan saat menemukan wanita untuknya, tidak lagi merasakan sakit di hati.”

Setelah menikah, Dara dan Raka mengalami masa yang indah dan manis untuk sesaat. Setelah itu, pasangan muda ini mulai tenggelam dalam kesibukan masing-masing dan kepenatan hidup yang kain mendera. Hidup mereka menjadi membosankan. Kenyataan hidup yang kejam membuat mereka mulai menyisihkan impian dan cinta satu sama lain.

Mereka mulai bertengkar dan pertengkaran itu mulai menjadi semakin panas. Pada suatu hari, pada akhir sebuah pertengkaran, Dara lari keluar rumah. Saat tiba di seberang jalan, dia berteriak


“Kamu nggak cinta lagi sama aku!” Raka sangat membenci ketidak dewasaan Dara dan secara spontan balik berteriak,

“Aku menyesal kita menikah! Kamu ternyata bukan tulang rusukku!” Tiba-tiba Dara menjadi terdiam ,

Berdiri terpaku untuk beberapa saat. Matanya basah. Ia menatap Raka, seakan tak percaya pada apa yang telah dia dengar. Raka menyesal akan apa yang sudah dia ucapkan. Tetapi seperti air yang telah tertumpah, ucapan itu tidak mungkin untuk diambil kembali. Dengan berlinang air mata, Dara kembali ke rumah dan mengambil barang-barangnya, bertekad untuk berpisah. “Kalau aku bukan tulang rusukmu, biarkan aku pergi. Biarkan kita berpisah dan mencari pasangan sejati masing-masing.”

Lima tahun berlalu. Raka tidak menikah lagi, tetapi berusaha mencari tahu akan kehidupan Dara. Dara pernah ke luar negeri, menikah dengan orang asing, bercerai, dan kini kembali ke kota semula. Dan Raka yang tahu semua informasi tentang Dara, merasa kecewa, karena dia tak pernah diberi kesempatan untuk kembali, Dara tak menunggunya.

Dan di tengah malam yang sunyi, saat Raka meminum kopinya, ia merasakan ada yang sakit di dadanya. Tapi dia tidak sanggup mengakui bahwa dia merindukan Dara. Suatu hari, mereka akhirnya kembali bertemu. Di airport, di tempat ketika banyak terjadi pertemuan dan perpisahan, mereka dipisahkan hanya oleh sebuah dinding pembatas, mata mereka tak saling mau lepas.

Raka : Apa kabar?
Dara : Baik… ngg.., apakah kamu sudah menemukan rusukmu yang hilang?
Raka : Belum.
Dara : Aku terbang ke New York dengan penerbangan berikut.
Raka : Aku akan kembali 2 minggu lagi. Telpon aku kalau kamu sempat. Kamu tahu nomor telepon kita, belum ada yang berubah. Tidak akan ada yang berubah.
Dara tersenyum manis, lalu berlalu.
“Good bye….”

Seminggu kemudian, Raka mendengar bahwa Dara mengalami kecelakaan, mati. Malam itu, sekali lagi, Raka mereguk kopinya dan kembali merasakan sakit di dadanya. Akhirnya dia sadar bahwa sakit itu adalah karena Dara, tulang rusuknya sendiri, yang telah dengan bodohnya dia patahkan.

Sumber: renungan-karena-kamu-adalah-tulang.html

Sabtu, 23 Februari 2013

Sosok yang Tegar dan Berani

Keadaan terpuruk bukanlah buruk, bila dihadapi dengan tenang, dan bijak serta berjuang terus pantang mundur, dan diiringi doa yang tulus!

Setiap tantangan dan rintangan adalah cambuk untuk memotivasi kita mencapai kemajuan dan kemenangan.

Pepatah mengatakan:

"Kehidupan bukanlah jalan yang lurus dan mudah dilalui di mana kita bisa bepergian bebas tanpa halangan. Kehidupan seringkali berupa jalan-jalan sempit yang menyesatkan, di mana kita harus mencari jalan, tersesat dan bingung! Sering rasanya sampai pada jalan tak berujung. Namun, jika kita punya keyakinan Kepada Sang Maha Pemilik Kehidupan, pintu pasti akan dibukakan untuk kita. Mungkin bukan pintu yang selalu kita inginkan, namun pintu yang akhirnya akan terbukti, terbaik untuk kita!" - A.J. Cronin

Saat kita menjelang dewasa, hidup memang tidak selalu indah.  Lihatlah, langit pun tak selalu cerah, suram malam kadang tak berbintang. Itulah lukisan alam. Itulah aturan Tuhan.

Hidup adalah belajar. Belajar untuk menyelesaikan setiap teka-teki yang sudah disiapkan oleh-Nya untuk kita. Yang terpenting adalah, dalam kondisi apapun, lakukanlah selalu yang terbaik yang kita bisa.

Seberat apapun masalahmu, sekelam apapun beban dalam hidupmu, janganlah engkau berlari, apalagi sembunyi!

Temuilah Dia dengan lapang dada dan bersihnya hati. Yakinlah, dengan KESABARAN, kita akan bisa bertahan dari segala badai cobaan.

Saat engkau mendapati masalah, yakinlah, sebenarnya engkau tengah dipersiapkan-NYA tuk menjadi sosok yang tegar & berani.

Sumber: Sosok yang Tegar dan Berani | Blogaul

Jumat, 22 Februari 2013

Mengupas Film SUNAN KALIJAGA

Film sunan kalijaga yang diperankan oleh dedi mizwar? film ini pertama kali diputar pada tahun 1984 dan sampai sekarang banyak sekali misteri yang tersembunyi di balik film tersebut. Saya di sini tidak akan menceritakan satu persatu detail filmnya dari awal, namun akan saya ambil bagian-bagian yang saya fikir merupakan inti dari cerita sunan kalijaga.

1. Ketika Sunan kalijaga mendapat sebuah petunjuk untuk mencari sebuah tongkat sebagai petunjuk jalan, dan emas pada tangkainya yang selalu tergenggam. Kalau dihubungkan dengan ilmu islam, tongkat adalah lambang dari petunjuk arah, pemantap langkah dalam menempuh laku perjalanan, atau dengan kata lain tongkat adalah lambang dari ketauhidan, sedangkan emas yang selalu tergenggam adalah perlambangan dari keimanan, hanya dengan keimanan baru kita dapat beribadah. Namun bukan berarti setiap orang harus memiliki tongkat seperti yang ada di film tersebut, ambil hakekatnya saja.

2. Ketika sunan kalijaga mengejar sunan bonang di padang pasir, kemudian ia terkena pusaran tanah dan tersedot hingga ke dasar yang ternyata di dasarnya ada sebuah sumber mata air. Untuk para pencari ilmu abadi pasti tau bahkan sebagian mungkin ada yang pernah mengalami secara ruhani. Ini merupakan tahap awal penyucian raga. Sebenarnya di dalam mata air itu tidak sampai terombang-ambing seperti itu, airnya tenang dan sangat jernih, bahkan dasarnya dapat terlihat.

3. Sunan kalijaga meminta wejangan ilmu yang disebut “Titik Ba’”, Mengapa disebut titik ba’, coba kita lihat kalimat “Bismillahirrahmaanirrahiim” perlu sebuah titik pada huruf ba’ sehingga kalimat itu dapat hidup, pada kata “Bis” yang berarti “dengan” kalau diartikan selalu gandeng dengan Gusti, barulah Rahman, Rahimnya mengalir. Sebetulnya inti dari film ini ada di bagian ini, Titik Ba’, Ba’ adalah ilmu yang abadi, Ba kalau dilanjutkan Baqa’ yang artinya kekal, sedangkan yang kekal hanya satu. Jadi ilmu itu sangat luar biasa.

4. Malaikat, Jin, Setan duduknya ada di dalam Qalb, manusia memang memiliki unsur-unsur tersebut, sifat-sifat tersebut harus dipupus, ditundukkan, di dalam film sunan kalijaga diperintahkan untuk mengubur diri hidup-hidup, tapi menurut saya, tidak perlu sampai melakukan kubur diri, yang diperlukan hanyalah, menjadikan sifat-sifat itu seolah-olah mati, sehingga hanya nur yang mengatur hidup ini, tidak perlu dimatikan, karena dalam ajaran agama dilarang membunuh hanya menundukkan. Setelah seorang hamba senantiasa dikuasai cahaya di setiap menjalani hidupnya, barulah Titik itu diberikan. Diletakkan di dalam anfus, yang letaknya kira-kira tiga jari di bawah dada kiri. Cahaya setitik yang gemerlapan seperti bintang di langit.

Sumber: TITIK TERANG _ find the true way toward the future.htm

Kamis, 21 Februari 2013

Cara Sholat Tahajud



Sholat Tahajud adalah sholat sunat yang dikerjakan pada waktu malam, dimulai selepas waktu isya sampai menjelang subuh. Sholat tahajud merupakan jalan yng tepat menuju Allah untuk mencari solusi atas jawaban masalah hidup di dunia ini. Sahabat Abdullah bin Salam mengatakan, bahwa Nabi Muhammad saw bersabda:

“Hai sekalian manusia, sebarluaskanlah salam dan berikanlah makanan serta sholat malamlah diwaktu manusia sedang tidur, supaya kamu masuk Surga dengan selamat.” (HR Tirmidzi)
“Seutama-utama sholat sesudah sholat fardhu ialah sholat sunnat di waktu malam.” (HR Muslim)


Selain itu, Allah sendiri juga berfirman:
Pada malam hari, hendaklah engkau sholat Tahajud sebagai tambahan bagi engkau. Mudah-mudahan Tuhan mengangkat engkau ketempat yang terpuji. (QS Al-Isra’: 79) 

Dari Jabir r.a., ia barkata, “Aku mendengar Rasulullah saw. Bersabda: Sesungguhnya pada malam hari itu benar-benar ada saat yang seorang muslim dapat menepatinya untuk memohon kepada Allah suatu kebaikan dunia dan akhirat, pasti Allah akan memberikannya (mengabulkannya); dan itu setiap malam.” (HR Muslim dan Ahmad)

“Lazimkan dirimu untuk sholat malam karena hal itu tradisi orang-orang saleh sebelummu, mendekatkan diri kepada Allah, menghapus dosa, menolak penyakit, dan pencegah dari dosa.” (HR Ahmad)

Pembagian Keutamaan Waktu Sholat Tahajud adalah:
~ Sepertiga malam, kira-kira mulai dari jam 19.00 samapai jam 22.00
~ Sepertiga kedua, kira-kira mulai dari jam 22.00 sampai dengan jam 01.00
~ Sepertiga ketiga, kira-kira dari jam 01.00 sampai dengan masuknya waktu subuh.

Niat sholat tahajud:
Ushallii sunnatat-tahajjudi rak’ataini lillaahi ta’aalaa.
Artinya: “Aku niat sholat sunat tahajud dua rakaat karena Allah”
Sholat Tahajud dilaksanakan dengan Munfarid ( tanpa berjamaah ), minimal dua rakaat dan maksimal tidak terhingga jumlah rakaatnya.

~ Niat shalat Tahajjud didalam hati berbarengan dengan Takbiratul Ihram.
~ Membaca doa Iftitah
~Membaca surat al Fatihah
~ Membaca salah satu surat didalam al quran. yaitu surat al Kafirun di rakaat pertama dan rakaat ke dua membaca surat al Ikhlas
~ Ruku’ sambil membaca Tasbih tiga kali
~ I’tidal sambil membaca bacaannya
~ Sujud pertama sambil membaca Tasbih tiga kali
~ Duduk antara dua sujud sambil membaca bacaannya
~ Sujud yang kedua sambil membaca Tasbih tiga kali.
~ Setelah selesai rakaat pertama, lakukan rakaat kedua sebagaimana cara diatas, kemudian Tasyahhud akhir setelah selesai maka membaca salam dua kali dan rakaat-rakaat selanjutnya sama dilakukan seperti contoh diatas.

Doa yang dibaca setelah sholat tahajud:

Rabbanaa aatina fid-dun-yaa hasanataw wa fil aakhirati hasanataw wa qinaa adzaaban-naar.
Artinya: “Ya Allah Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan hindarkanlah kami dari siksa api neraka.”

Dalam hadits Bukhari dinyatakan, bahwa rasulullah jika bangun dari tidurnya di tengah malam lalu bertahajud membaca doa:

Allahumma lakal hamdu anta qayyimus samaawaati walardhi wa man fiihin, wa lakal hamdu laka mulkus samaawaati wal ardhi wa man fiihin, wa lakal hamdu nuurus samaawaati wal ardhi, wa lakal hamdu antal haqqu wa wa’dukal-haqqu wa liqaa’uka haqqun wa qauluka haqqun wal-jannatu haqqun, wan naaru haqqun, wan-nabiyyuuna haqqun, wa Muhammadun shallallaahu ‘alaihi wa sallama haqqun, waass’atu haqqun. Allahumma laka aslamtu, wa bika aamantu, wa ‘alaika tawakaltu wa ilaika anabtu wa bika khaashamtu, wa ilaika haakamtu, faghfir lii maa qaddamtu, wa maa akhkhartu wa maa asrartu, wa maa a’lantu antal muqaddimu wa antal mu’akhiru la ilaaha illa anta aula ilaaha gairuka wa laa haula quwwata illa billah. 

Artinya: “Ya Allah, bagi-Mu segala puji. Engkaulah penegak langit dan bumi dan alam semesta beserta segala isinya. Bagi-Mulah segala puji, pemancar cahaya langit dan bumi. Bagi-Mulah segala puji, Engakaulah yang haq, dan janji-Mu adalah benar, dan surga adalah haq, dan neraka adalah haq, dan nabi-nabi itu adalah haq, dan Nabi Muhammad adalah benar, dan hari kiamat adalah benar. Ya Allah, kepada-Mulah kami berserah diri (bertawakal) kepada Engkau jualah kami kembali, dan kepada-Mulah kami rindu, dan kepada engkaulah kami berhukum. Ampunilah kami atas kesalahan yang sudah kami lakukan dan sebelumnya, baik yang kami sembunyikan maupun yang kami nyatakan. Engkaulah Tuhan yang terdahulu dan Tuhan yang terakhir. Tidak ada Tuhan melainkan Engkau Allah Rabbil alamin. Tiada daya upaya melainkan dengan pertolongan Allah.”
Setelah itu, perbanyaklah membaca istigfar sebagai berikut:
Astagfirullaahal azhim wa atuubu ilaiih
Artinya: “Kami memohon ampunan kepada Allah Yang Maha Agung dan kami pun bertaubat kepada-Nya”

Tips kiat Mudah sholat Malam/Qiyamullail:
~ Aturlah aktivitas di siang hari agar malamnya Anda tidak kelelahan. Sehingga tidak membuat Anda tidur terlalu lelap.
~ Makan malam jangan kekenyangan, berdoa untuk bisa bangun malam, dan jangan lupa pasang alarm sebelum tidur.
~ Hindari maksiat, sebab menurut pengalaman Sufyan Ats-Tsauri, “Aku sulit sekali melakukan qiyamullail selama 5 bulan disebabkan satu dosa yang aku lakukan.”
~ Ketahuilah fadhilah (keutamaan) dan keistimewaan qiyamulail. Dengan begitu kita termotivasi untuk melaksanakannya.
~ Tumbuhkan perasaan sangat ingin bermunajat dengan Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
~ Baik juga jika janjian dengan beberapa teman untuk saling membangunkan dengan miscall melalui telepon atau handphone.
~ Buat kesepakatan dengan istri dan anak-anak bahwa keluarga punya program tahajud bersama sekali atau dua malam dalam sepekan.
~ Berdoalah kepada Allah swt. untuk dipermudah dalam beribadah kepadaNya.

Sumber: cara-sholat-tahajud.html
 

Senin, 18 Februari 2013

Setitik Cahaya itu Bernama “Ba”

Dikutip dari sebuah kisah perjalanan seorang yang telah memecahkan misteri inti kehidupan

Akan saya mulai cerita ini dengan kata “manusia”, ada sebuah potongan kalimat yang mengatakan bahwa manusia adalah makhluk yang paling sempurna, mengapa dikatakan demikian? kalau jawabannya karena manusia mempunyai akal dan nafsu saya rasa mereka yang masih kecil pun tahu jawabannya. Ya, mungkin cerita ini bisa membantu anda untuk memahami di mana letak kesempurnaan manusia yang sesungguhnya.

Ada sebuah ikrar yang pernah kita ucapkan di hadapan sang pencipta, “SAYA SANGGUP” seperti itulah kata-kata yang mungkin sebagian besar dari manusia sudah lupa bahwa ketika berada di alam rahim kalimat itu pernah lantang diucapkan di hadapanNya. Maka lahirlah kita ke alam dunia, masih dalam hitungan detik saja berada di alam dunia mereka para bayi langsung menyesal, andai mereka bisa berbicara mungkin mereka akan berteriak “waduh gusti kok semrawut ngeten ndunyoe panjenengan, njenengan pendhet male pun gusti” hahaha,, Terlambat sudah, kita saat ini tengah terjebak dalam sebuah medan perang di mana perangnya tak kunjung usai dan musuhnya tak akan pernah habis karena lawannya adalah bagian dari diri kita masing-masing, dan saya yakin di dasar hati anda sekalian ada rasa rindu untuk kembali kepada rumah asal anda yaitu tempat di mana sebelum kita ditiupkan ke dalam rahim ibunda kita. MATI?? Tenang saja, tidak ada kata mati untuk manusia, karena apa, karena kita telah berjanji dengan kalimat “SAYA SANGGUP” sanggup untuk mengembalikan apa yang telah dititipkan kepada kita. Titipan itulah yang akan menjadi topik untuk cerita ini.

”selalu asah dan arahkan mata pedang, karena selama di dunia perang ini tak akan ada habisnya”

satu per satu seiring dengan berkembangnya akal dan nafsu kita, tabir atau hijab telah menutupi hingga menghilangkan setitik cahaya yang seharusnya menjadi alat penerang untuk dapat kembali pulang. Keadaan itu justru tidak membuat kita bangkit menyibak satu per satu tabir itu namun sebaliknya justru kita semakin larut dan menjadikan akal dan nafsu kita sebagai alat penuntun kita. Kita menganggap bahwa dunia inilah tujuan akhir perjalanan kita, maka sebagian besar dari manusia berlomba untuk dapat menguasai dunia ini, padahal sudah jelas dikatakan oleh ajaran apa saja bahwa tujuan utama dari manusia “seharusnya” adalah kembali kepada Tuhannya. 

“Jangan jadikan apa yang ada di dunia ini sebagai penghalang kita menuju keabadian, tapi jadikanlah apa yang ada di dunia ini menjadi pemacu kita menuju keabadian”.

Ambillah sebuah pena kemudian sentuhkan ujungnya ke permukaan kertas, pasti akan terbentuk sebuah titik, dari titik itu terserah akan kita jadikan gambar dan bentuk apa goresan pena itu. kira-kira seperti itulah gambaran tentang titik yang terdapat dalam diri manusia. Ketika seseorang telah mengenal titik itu, apapun mampu ia raih, karena bukan ia yang mengejar tapi apa-apa yang ada di dunia inilah yang senantiasa mengejar ia. Mari bersama kita sibak satu persatu tabir yang menutupi jalan kita menuju keabadian, tabir yang terbentuk oleh akal dan nafsu kita, tabir yang mulanya ada maka pada akhirnya harus tidak ada.

“Berawal dari sebuah titik, maka akan berakhir pada sebuah titik pula”

Di manakah sebenarnya letak titik ba’ itu berada?? Tentu saja di huruf ba’, hehehe. Sebenarnya titik ba’ adalah perwujudan Ghaib dari sebuah cahaya, cahaya di atas cahaya. Tanpa kaca mata rahmat, manusia tidak akan mampu untuk memandang cahayanya. Titik itu berada di dalam diri manusia, “ing jeroning garbo”(bahasa jawa) yang artinya di dalam rongga dada kita. Cahaya itu bukanlah cahaya yang besar, jika kita melihat satu bintang di langit, ya seperti itulah titik itu. Titik itulah yang akan memberi petunjuk, disebut sebagai guru, ialah guru sejati, disebut sebagai penuntun, ialah yang akan menuntun menuju jalan yang diridhoi. “Al-Quran teles” (bahasa jawa), yang artinya petunjuk yang hidup dan wujud. Lalu pertanyaannya, apakah setiap manusia bisa memiliki titik tersebut?. Saya telah bertanya kepada beberapa tokoh agama atau sebutannya Kyai, mereka rata-rata menjawab “saya tidak paham ilmu setinggi itu” ada pula yang tidak mau menjawab dan ada pula yang mejawab “itu hanya orang tertentu, dan itu hidayah”. Tapi untungnya Dia maha adil, setiap manusia pasti bisa, syaratnya hanya satu, yaitu “MAU”, mau untuk menggali, mengejar, dan bersabar.

“Setiap manusia berhak mendapatkan cahaya itu, asalkan ia mau”

Kemudian mari kita tinjau titik ba’ ini dalam sebuah kalimat yang tak lagi asing bagi kita, yaitu kalimat “Bismillah”.(maaf, males cari tulisan arabnya). Yang artinya adalah “Dengan menyebut nama Allah” yang maknanya adalah, dengan selalu bergandengan, selalu memuji, selalu rangkulan(kata lagunya Gus Dur) di manapun, kapanpun, dan dalam keadaan apa saja. Tanpa titik itu kalimat itu tidak akan hidup, tanpa titik itu tidak akan bisa kita selalu bergandengan dengan Dia, karena sudah jelas, Allah membimbing cahayaNya sendiri. Namun apabila kalimat Bismillah itu dapat hidup karena titik ba’ tersebut, maka tentu saja rahman dan rahim akan senantiasa mengaliri kehidupan kita “Bismillaahirrahmaanirrahiim”.
“manusia pada hakikatnya dikatakan hidup, apabila ia memiliki titik itu di dalam dirinya”

Sumber: TITIK TERANG _ find the true way toward the future.htm